ariani
Rabu, 01 Januari 2014
Thermus aquaticus |
Habitat Thermus aquaticus |
Bakteri Thermus aquaticus termaksud bakteri yang digunakan untuk teknik
rekayasa genetika pada proses polymerase chain reaction ( PCR ) dikembangkan
untuk menghasilkan banyak salinan segmen sasaran DNA dari sampel yang sangat
kecil. Polymerase
Chain Reaction (PCR) adalah metode untuk amplifikasi (perbanyakan)
primer oligonukleotida diarahkan secara enzimatik urutan DNA spesifik. Teknik
ini mampu memperbanyak sebuah urutan 105-106-kali lipat dari jumlah nanogram
DNA template dalam latar belakang besar pada sequence yang tidak relevan (misalnya
dari total DNA genomik). Sebuah prasyarat untuk memperbanyak urutan menggunakan
PCR adalah memiliki pengetahuan, urutan segmen unik yang mengapit DNA yang akan
diamplifikasi, sehingga oligonucleotides tertentu dapat diperoleh. Hal ini
tidak perlu tahu apa-apa tentang urutan intervening antara primer. Produk PCR
diamplifikasi dari template DNA menggunakan DNA polimerase stabil-panas dari
Thermus aquaticus (Taq DNA polimerase) dan menggunakan pengatur siklus termal
otomatis (Perkin-Elmer/Cetus) untuk menempatkan reaksi sampai 30 atau lebih
siklus denaturasi, anil primer, dan polimerisasi. Setelah amplifikasi dengan
PCR, produk ini dipisahkan dengan elektroforesis gel poliakrilamida dan secara
langsung divisualisasikan setelah pewarnaan dengan bromida etidium. PCR
(Polymerase Chain Reaction) merupakan suatu teknik perbanyakan (amplifikasi)
potongan DNA secara in vitro pada daerah spesifik yang dibatasi oleh
dua buah primer oligonukleotida. Primer yang digunakan sebagai pembatas
daerah yang diperbanyak adalah DNA untai tunggal yang urutannya komplemen
dengan DNA templatnya. Proses tersebut mirip dengan proses replikasi DNA
secara in vivo yang bersifat semi konservatif. PCR
memungkinkan adanya perbanyakan DNA antara dua primer, hanya di dalam tabung
reaksi, tanpa perlu memasukkannya ke dalam sel (in vivo). Pada proses PCR
dibutuhkan DNA untai ganda yang berfungsi sebagai cetakan (templat) yang
mengandung DNA-target (yang akan diamplifikasi) untuk pembentukan molekul DNA
baru, enzim , deoksinukleosida trifosfat (dNTP), dan sepasang primer
oligonukleotida. Sekuensing DNA atau pengurutan DNA adalah
proses atau teknik penentuan urutan basa nukleotida pada
suatu molekul DNA.
Urutan tersebut dikenal sebagai sekuens DNA,
yang merupakan informasi paling mendasar suatu gen atau genom karenamengandung instruksi yang dibutuhkan untuk pembentukan tubuh makhluk hidup. Sekuensing DNA dapat dimanfaatkan untuk menentukan
identitas maupun fungsi gen atau fragmen DNA lainnya dengan
cara membandingkan sekuens-nya dengan sekuens DNA lain yang sudah
diketahui.
PCR
dengan Thermocycler (juga dikenal sebagai thermocycler, mesin PCR atau
penguat DNA) merupakan peralatan laboratorium yang paling umum digunakan untuk
memperkuat segmen DNA melalui polymerase chain reaction (PCR). [1] cyclers
Thermal juga dapat digunakan di laboratorium untuk memfasilitasi reaksi
suhu-sensitif lainnya, termasuk namun tidak terbatas pada enzim restriksi atau
diagnostik cepat. [2] perangkat ini memiliki blok termal dengan lubang di mana
tabung memegang campuran reaksi dapat disisipkan. Pengendara sepeda kemudian
menimbulkan dan menurunkan suhu blok di diskrit, langkah pra-diprogram.
DAFTAR
PUSAKA
Arbianto,
Purwo. 1994. Biokimia Konsep-Konsep Dasar. Bandung : ITB.
Campbel
dan Reece-Mitchell. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Ketut
Sarna, dkk. 2001. Buku Ajar Genetika. Singaraja : IKIP N Singaraja.
Jumat, 27 Desember 2013
Langganan:
Postingan (Atom)